I should've just walk away
I should've just ignored it
Like something I couldn't see
Like something so beneath me
why did I look at you at all?
I should've just ran away
I should've acted like you
Didn't hear you at all
I wish that I could silence
That voice that's calling out to me
Without a word you showed me what it's like
To feel so alone suddenly inside
A feeling overcomes
Search Engine
My Playlist
Pooh oh Pooh
Like u Pooh
Pooh in Piglet
Handphone love Pooh
Pooh And Piglet
Followers
I should have run away when love came around
But then I keep on believing that I am strong enough to handle all the pain
Now, I'm afraid to call your name
I wish I could turn back time so I could stop
myself to falling in love with you because
it hurts to have a broken heart
I wish I could go back and start again
without a word you made me feel what is love
without a word you turned my world upside down
but for a heart that love there is a heart that cry
for every smile there is goodbye
what good is love that makes you run in the rain?
What good is love that gives you nothing but pain?
why for a heart that love there is goodbye?
without a word you made me cry
without a word you're gone
I've seen the sunny days that I thought would never end
I have seen the fire and the rain
Oh, I have never been as like this with anyone as I've been with you
Why do I feel the pain when I think of you?
Why do I feel the pain when hearing your name?
I shouldn't have done that,
I should have pretended not to know
like I didnt see it, like I couldnt see it
I shouldn't have looked at you in the first place
I should have run away,
I should have pretended I wasn't listening
like I didnt hear it, like I couldnt hear it
I shouldn't have heard your love in the first place
Without a word you made me know love
Without a word you gave me love
Because you took just a breath and ran away like this
Without a word love leaves me
Without a word love abandons me
Wondering what to say next, my lips were surprised
Because it came without a word.
Why does it hurt so much?
Why does it hurt continuously?
Except for the fact that I can’t see you anymore
And that you’re not here anymore
Otherwise it’s the same as before
Without a word you made me know love
Without a word you gave me love
Because you took just a breath and ran away like this
Without a word love leaves me
Without a word love abandons me
Wondering what to say next, my lips were surprised
Tell me her name
I want to know
The way she looks
And where you go
I need to see her face
I need to understand
Why you and I came to an end
Tell me again
I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night
When I’m here all alone
Remembering when I was your own
I’ll let you go
I’ll let you fly
Why do I keep on asking why
I’ll let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow
Tell me the words I never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch
That one you promised to be mine
Or has it vanished for all time
I’ll let you go
I’ll let you fly
Why do I keep on asking why
I’ll let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow
I close my eyes
And dream of you and I
And then I realize
There’s more to life than only bitterness and lies
I close my eyes
I’d give away my soul
To hold you once again
And never let this promise end
I’ll let you go
I’ll let you fly
Why do I keep on asking why
I’ll let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow, mmm…
Ibuku selalu bertanya padaku, apa bagian tubuh yang paling penting.
Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar.
Ketika aku muda, aku pikir suara adalah bagian yang paling penting bagi kita sebagai manusia, jadi aku jawab, "Telinga, Bu."
Tapi ternyata bukan itu jawabannya.
"Bukan itu, Nak. Banyak orang yang tuli. Tapi, teruslah memikirkannya dan aku menanyakan lagi nanti."
Beberpa tahun kemudian, aku mencoba menjawab, sebelum dia bertanya padaku lagi.
Sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar.
Jadi, kali ini aku memberitahukannya.
"Bu, pengelihatan sangat penting bagi semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengat cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."
Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dari tahun ke tahun.
Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun anakku."
Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal.
Semua keluarga sedih, semua menangis.
Bahkan ayahku menangis. Aku sangat ingat itu, karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis.
Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.
Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika ibu bertanya pada saat seperti ini.
Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara ibu dan aku.
Ibu melihat kebingungan diwajahku dan memeberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukan padamu apakah kamu sudah benar-benar 'hidup'. Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari dimana kamu harus mendapat pelajaran yang sangat penting."
Dia memandangku dengan wajah keibuan.
Aku melihat matanya penuh dengan air.
Dia berkata padaku, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu."
Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?"
Ibu membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu unutk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup bahu unutk menangis kapan pun kamu membutuhkannnya."
Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri.
Tapi, simpati terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain.
Orang akan melupakan apa yang kamu katakan.
Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan.
Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.
Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”
Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”
Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
Analogi sederhana tapi mengagumkan!
Seorang konsumen datang ke tempat cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Si tukang cukur bilang, "Saya tidak percaya Tuhan itu ada."
"Kenapa kamu berkata begitu???" timpal si konsumen.
"Begini, coba anda perhatikan di depan sana, dijalanan.. untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan padaku, jika Tuhan itu ada, adakah yang sakit?? Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada tidak akan ada yang sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu, dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker" istilah Jawanya), kotor dan brewok yang tidak dicukur.
Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Sikonsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,"kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."
Si tukang cukur tidak terima, "kamu kok bisa bilang begitu?"
"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"
"Tidak!" elak si konsumen.
"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orangdengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang diluar sana", sikonsumen menambahkan.
"Ah, tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!" sanggah si tukang cukur.
"Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya," jawab si tukang cukur membela diri..
"COCOK!" kata si konsumen menyetujui
"Itulah point utamanya! sama dengan Tuhan. TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi.. ORANG-ORANG TIDAK MAU DATANG kepada-Nya dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
Tukang cukur terbengong!!
